Minggu, 27 November 2011

AKU BISA PUNYA CEWEK

Huh aku iri dengan teman-temanku. Mereka semua telah memiliki cewek. Apalagi Kris. Dia malah sudah mengoleksi 4 cewek sekaligus. Sedangkan aku sama sekali tak pernah merasakan pacaran, gerutuku dalam hati. Aku tak tahu, apa kekuranganku untuk menggapai seorang cewek. Mukaku lumayan dan tak terlalu kuper. Apalagi aku termasuk anak pintar di kelas.
Sering kuberbohong dengan teman SMP ku dulu saat setiap mereka bertanya padaku soal cewek, selalu aku berkata punya padahal aku tak punya. Aku malah melebih-lebihkan hal itu dengan berkata bahwa aku seorang “playboy”. Namun ku sudah lelah berbohong. Dan aku akan membuktikannya kepada teman sekelasku bahwa aku bisa menggaet 3 cewek sekaligus.
Esok harinya aku memproklamirkan niat bulatku itu.
“Pagi Ry? Pa kabar nih?” tanya teman baikku, Eko.
“Ah seperti biasa aku masih mencari cara untuk meluluhkan hati Franda,” jawabku lesu.
“Sabar Ry, suatu hari kamu pasti akan dapat cewek.”
“Ya doakan saja ya!”
Di saat pelajaran pertama, aku tak pernah memperhatikan. Di otakku hanya bagaimana caranya mengatakan pada teman sekelasku di kelas XI IPA 1 janji dan niatku itu. Aku berfikir sejenak dan membulatkan tekadku. Di jam istirahat pertama aku berdiri di muka kelas. Dan berkata,
“Teman-teman! Aku akan menggaet tiga cewek dalam waktu tiga hari. Bila aku tak menepati janjiku, kalian dapat mempermalukanku.”
“Ha...ha...ha...!!!!” Tawa teman sekelasku secara serempak.
“Kamu beneran Ry? Memangnya siapa tiga cewek yang ingin kamu gaet itu? Apakah dia Valia anak X-F yang kayak Betty Lafea itu?” ejek Firman.
“Ha...ha...ha...!!!!” Tawa teman-temanku lagi.
Aku tertunduk sejenak dan segera mengangkatnya lagi.
“Tiga cewek itu adalah Franda, Elenova, dan Merlyn. Dan akan kubuktikan kepada kalian semua!” jawabku berani.
Firman menghargai perkataanku dan temanku lainnya hanya tersenyum dingin mendengar kata-kataku itu. Terlihat Velin, adik kelasku sekaligus sahabatku hanya menggigit jarinya malu seakan khawatir denganku. Namun aku tak menghiraukannya.
Setelah pulang sekolah, di rumah aku melamun saja dan merenungkan bahwa kata-kataku tadi begitu berat. Soalnya tiga cewek itu merupakan tiga cewek yang istimewa di sekolahku. Franda adalah murid kelas 12 yang seksi dan terkenal sebagai playgirl di sekolah. Elenova adalah ketua ta’mir yang anti dengan cowok dan sangat meninggikan syariat Islam. Sedangkan Merlyn, dia adalah wanita terpintar di sekolah yang pernah menyabet medali emas Olimpiade Fisika tingkat internasional. Dan waktunya hanya tiga hari. Langkahku saat itu yaitu dengan membaca tips-tips menembak cewek di berbagai media.
Esok harinya, di hari Rabu saat itu masih pagi dan mataharipun tak terlalu tinggi, aku berdandan ala David Beckham dengan menggunakan baju yang stylish. Ibuku pun heran dengan penampilanku yang biasanya klimis, sekarang jabrik dan bergaya. Tujuanku hari itu adalah menembak Franda. Sikap ibuku berlanjut pada teman-temanku. Mereka semua heran dan mengacungkan jempol padaku. Lagi lagi dengan Velin, dia hanya memamerkan mukanya yang kemarin. Temanku, Eko dan Santo, mendukungku penuh.
Pulang sekolah aku menghampiri Franda sambil menghafalkan cara-cara menembak cewek di dalam hati. Kerah bajuku kuangkat dengan PD. Seketika PDku hanyut dan hatiku terdiam serta kakiku gemetaran. Kulihat setiap jengkal liuk tubuh seksinya. Mukaku memerah melihat paras cantiknya. Dan aku takut, lalu meninggalkan tempat itu dengan penuh rasa malu. Temanku yang mengawasi dari jauh menyayangkan momen itu.
“Apa maksud anak tadi. Aku tak mengerti,” kata Franda.
Ah aku terlalu terpesona dengan parasnya yang.….
“Bruk”
Aku pingsan dan aku dibawa ke rumahku.
Hari Kamis, aku bersiap-siap berangkat sekolah. Peci telah siap di atas kepalaku. Bajuku rapi dan tampak soleh. Kembali ibu dan teman-temanku merespon heran dengan penampilanku.
“Kali ini kamu harus berhasil Ry!”pinta Eko.
“Ya, aku akan berusaha dan tak akan mengulangi perbuatanku yang dulu.”
Dari jauh terdengar suara sinis Kris tertangkap indra pendengaranku. Aku membalikkan jempolku ke bawah dan kuarahkan kepada Kris.
Seperti kemarin, kali ini aku menemui Elenova di musholla setelah sholat dhuhur. Aku langsung melemparkan kalimat tembakanku dengan tegas. Namun apa kata Elenova. Dia malah berkata
“Astaghfirullah.”
Dan diteruskan dengan ceramah panjang yang sedikit mengganggu jam terbangku. Aku mendengarkannya sampai ia selesai bicara. Setelah beberapa menit sampai beberapa jam, aku mulai mengantuk dan kembali pingsan.
Sahabatku kembali membawaku pulang.
Malam harinya aku merenung kembali. Aku merasa malu sekali dan putus asa. Waktu itu hujan dan aku melamun di dekat kaca jendela kamarku. Tiba-tiba sekelebat bayangan lewat di depan kaca seperti kuntilanak dan aku sontak kaget, segera tidur.
Jumat pagi. Hari terakhirku untuk membuktikan kepada teman-temanku. Sahabatku mendukung dan menenangkan hatiku. Kali ini aku berpenampilan bak profesor dengan kacamata minus yang mengganggu penglihatanku. Sepanjang palajaran temanku mengejekku kecuali Eko, Santo, dan Reo. Pulang sekolah semua teman sekelasku mengintipku berduaan dengan Merlyn di depan kantin sebelum aku meluncurkan peluru cinta. Aku gugup sekali dan kutelan air liurku.
“Hai Merlyn. Kamu sudah punya cowok pa belum?”
“Kalau sudah kenapa, kalau belum kenapa?”
Seketika aku bingung dan berpikir. Namun setiap aku bertanya selalu saja dapat dibalikkannya dengan pertanyaan tingkat tinggi.
Aku bingung memikirkannya dan aku lagi lagi pingsan. Kembali aku dipulangkan. Perasaanku tak menentu dan hampir saja aku bunuh diri. Lalu masalah itu kuceritakan kepada ibuku.
Ibuku menenangkanku dan menambah semangat. Katanya, “Hadapilah! Itulah cara yang terbaik.” Percaya diriku kembali meningkat dan hari Sabtu aku tetap masuk sekolah. Pulang sekolah, aku dipermalukan, namun kujalani dengan tabah. Setelah peristiwa itu, Eko dan Santo memberi semangat lagi.
Setelah mereka pergi, Velin menghampiri dan berkata, “Kau tak usah melakukan hal itu. sesungguhnya, akulah yang mencintaimu.”
“Apa kau serius?”
“Ya, aku sangat serius.”
“Akhirnya aku bisa punya cewek yang mencintaiku apa adanya… Bahag

Tidak ada komentar:

Posting Komentar